Memperbaiki Hati

Hati merupakan hal penting yang harus dijaga dan dirawat. Hati adalah pondasi amalan dan sumber pergerakan anggota badan. Jika hati baik, maka badan ikut baik. Jika hati rusak, badan pun ikut rusak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat perhatian dengan perkara hati; sehat sakitnya dan bersih kotornya. Doa-doa Rasulullah dipenuhi dengan permohonan agar Allah selalu menjaga dan memperbaiki kondisi hati yang dimiliki olehnya. Diantara doa-doa Rasulullah :

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا

“Ya Allah, berikanlah cahaya di hatiku.”

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hati yang tidak khusyuk.”

اللَّهُمَّ نَقِّ قَلْبِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ

“Ya Allah, bersihkanlah hatiku dari dosa-dosa sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran.”

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

“Ya Allah, berikanlah ketakwaan di hatiku dan sucikan dia karena sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik zat yang dapat menyucikannya. Engkau adalah pemilik dan penjaganya.”

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Seorang muslim wajib memperhatikan kesehatan dan kebersihan hatinya serta memperbaiki amalan anggota badannya. Tidak bermanfaat amalan badan jika tidak disertai dengan kebersihan dan kesehatan hati. Seandainya seorang muslim telah memperbaiki hati dan mengisinya dengan keikhlasan, kejujuran, dan rasa cinta kepada Allah, niscaya amalan lahirnya akan baik dan salih. Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika daging itu baik, maka seluruh tubuh akan baik dan jika daging itu rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Al-Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

Hadits di atas sangat tegas menjelaskan bahwa semua gerakan badan dan yang tampak secara lahir sangat bergantung kepada kondisi hati dan yang tersimpan di dalam batin. Jika hati itu benar-benar sehat, isinya hanya ada rasa cinta dan takut kepada Allah, niscaya tubuh pun akan dekat dengan ketaatan dan semakin jauh dari kemaksiatan. Sebaliknya, jika hati telah sakit, isinya penuh dengan hawa nafsu, syahwat dan keinginan jiwa yang tidak terkendali, maka tubuh pun akan rusak karena sejatinya dia hanya mengikuti apa yang tersimpan di hati.

Tips Kesehatan Hati

Hati manusia tidak terlepas dari memikirkan akhirat dengan keabadiannya, dunia dengan kefanaannya atau perkara-perkara yang membuatnya sedih dan bahagia. Siapapun yang menginginkan kebaikan untuk hatinya, maka dia selayaknya menyibukkan fikiran dan hatinya untuk memikirkan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi hati. Diantara perkara yang dapat membantu seorang muslim memperbaiki hatinya adalah :

Selalu mengingat dan menyadari tentang hakikat dunia yang fana dan hina.

Selalu mengingat dan menyibukkan hatinya dengan kehidupan setelah kematian; surga dan neraka serta perkara yang terdapat pada keduanya.

Apabila dua hal ini dilakukan dan dijadikan sebagai pusat perhatian, maka dengan izin Allah keduanya akan memudahkan seorang muslim untuk memperbaiki kesehatan hatinya, serta menumbuhkan rasa takut, rasa cinta, keinginan untuk bertaubat, serta kembali berlari menuju ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

@ Catatan faedah dari syekh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr

Ditulis Oleh: Ustadz Muhammad Abu Rivai حفظه الله

IAII Sumatera Barat


Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) adalah organisasi profesi yang bertujuan meningkatkan kualitas teknologi informasi di Indonesia, melindungi masyarakat dari praktek buruk layanan ahli informatika, meningkatkan kemakmuran, martabat, kehormatan, dan peran ahli informatika Indonesia dalam rangka mencapai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Profil IAII