Road to Musyawarah Akbar Masyarakat Minang Ranah dan Rantau Berbasis Nagari.
Minggu, 3 Agustus 2025 — Forum Minang Maimbau terus menguatkan langkah menuju penyelenggaraan Musyawarah Akbar Masyarakat Minang dan Rantau Berbasis Nagari yang direncanakan akan digelar pada tanggal 19–21 Desember 2025.
Siang ini, saya mendamlingi Ketua Forum Minang Maimbau, Uda Firdaus Hb , bersama tim melakukan audiensi ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk menyampaikan rencana besar ini.
Meskipun Gubernur Sumatera Barat berhalangan hadir karena agenda mendadak, rombongan Forum Minang Maimbau disambut oleh dua pejabat penting, yaitu:
Bapak Yoz, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Sumbar, dan Bapak Marwan, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sumbar.
Turut hadir dalam audiensi ini: Prof. Dr. Eng. Henmaidi dan Dr. Hari Ajo dari Universitas Andalas, Serta sejumlah tokoh lainnya dari Forum Minang Maimbau.
Dalam pertemuan tersebut, Pak Yos, atas nama Gubernur Sumatera Barat, menyampaikan dukungan penuh dan apresiasi tinggi terhadap rencana pelaksanaan Musyawarah Akbar ini. Beliau menekankan pentingnya menyatukan kekuatan ranah dan rantau berbasis jati diri nagari yang kokoh.
“Kegiatan ini harus menjadi tonggak baru yang melahirkan aksi nyata, berkelanjutan, dan berdampak langsung bagi masyarakat, serta merumuskan rekomendasi strategis dari ranah dan rantau untuk masa depan Minangkabau,” ujar Pak Yos.
Forum Minang Maimbau merancang musyawarah ini sebagai momentum strategis untuk menghubungkan seluruh masyarakat Minangkabau di ranah dan rantau, dalam semangat kebersamaan, identitas adat, dan kontribusi aktif terhadap pembangunan bangsa.
Yang membanggakan, Musyawarah Akbar ini direncanakan akan dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, menandakan betapa pentingnya posisi masyarakat Minangkabau dalam peta kebangsaan.
Ketua Forum Minang Maimbau, Uda Firdaus menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Gubernur Sumbar atas sambutan yang hangat dan dukungan yang kuat terhadap gagasan ini.
“Kami yakin, dengan sinergi antara ranah dan rantau, Minangkabau tidak hanya kuat dalam sejarah, tapi juga relevan dalam membangun masa depan. Musyawarah ini bukan sekadar pertemuan, tapi adalah awal gerakan bersama yang berdampak,” ungkap Uda Firdaus.
Musyawarah Akbar ini diharapkan menjadi ajang strategis untuk mendengar suara nagari dan perantauan, menyatukan ide, memperkuat budaya, serta memetakan langkah bersama membangun peradaban Minangkabau yang berkemajuan dan berdaulat dalam nilai-nilai adat dan agama.
Menjelang kegiatan akbar ini, akan diselenggarakan beberapa kali seminar tentang topik yang sedang hangat di masyatakat seperti tanah ulayat, hukum adat dan lainnya.
Semoga rencana baik ini dapat dukungan banyak pihak dan berjalan sesuai rencana sehingga memberi DAMPAK positif bagi ranah minangkabau.
Yuhefizar
