Hikmah di Pematang Sawah: Langkah Kecil Menuju Kedekatan dengan Allah

#CatatanHikmahJalanPagi #alamtakambangjadiguru #yuhefizar

Saya coba menuliskan catatan hikmat jalan pagi ini, sambil olah raga, mari kita jadi alam takambang sebagai guru.

Pernahkah kita berjalan di atas pematang sawah? Jalurnya sempit, kadang licin, namun tetap mengantar kita ke tujuan. Dalam kesederhanaannya, tersimpan banyak pelajaran hidup. Mari kita berhenti sejenak… dan merenung.

1. Hidup Butuh Keseimbangan

Saat berjalan di pematang sawah, kita harus menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh ke lumpur di kanan dan kiri. Begitu pula dalam hidup ini, keseimbangan adalah kunci agar kita tetap berada di jalan yang benar.

Allah mengingatkan kita melalui firman-Nya:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia…”  (QS. Al-Qashash: 77)

Ayat ini menegaskan bahwa kita tidak boleh terjebak hanya pada salah satu sisi—dunia atau akhirat. Dunia adalah ladang amal, sementara akhirat adalah tempat menuai hasil. Keseimbangan antara bekerja, beribadah, dan menikmati hidup secara halal adalah bentuk penghambaan yang utuh.

Hidup bukan hanya tentang dunia, tapi juga tentang menyiapkan bekal terbaik untuk pulang ke kampung akhirat.

2. Kesabaran Adalah Kekuatan

Petani menanam benih dengan harapan, namun tidak memanen hasilnya dalam semalam. Mereka menunggu, merawat, dan tetap percaya bahwa waktunya akan tiba. Kesabaran adalah bagian tak terpisahkan dari proses itu.

Allah berfirman:

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)

Sama seperti petani, kita juga harus belajar bersabar dalam menghadapi ujian hidup, dalam menanti doa yang belum terkabul, atau dalam memperjuangkan impian yang belum terwujud. Kesabaran bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan hati yang diberkahi oleh Allah.

Kesabaran bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan sejati yang mendekatkan kita pada pertolongan Allah.”

3. Kesederhanaan Membawa Ketenangan

Suasana sawah yang tenang, angin sepoi yang menyapa, dan suara alam yang damai—semua itu mengajarkan kita bahwa ketenangan sejati justru hadir dalam kesederhanaan.

Dalam Islam, Allah memerintahkan kita untuk tidak berlebih-lebihan:

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Kehidupan yang sederhana bukan berarti miskin atau kekurangan. Justru dalam kesederhanaan, hati lebih mudah merasa cukup. Dan dari rasa cukup, akan tumbuh rasa syukur.

Kesederhanaan melahirkan ketenangan, dan dari hati yang tenang akan tumbuh rasa syukur yang berlimpah.”

4. Jejak Kecil, Makna Besar

Mungkin jejak kaki kita di pematang sawah akan hilang tertiup angin atau hujan. Tapi jejak kebaikan yang kita tinggalkan di dunia tidak akan pernah hilang di sisi Allah.

Allah menegaskan:

“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah: 7)

Langkah-langkah kecil yang kita lakukan—menolong orang lain, memberi senyum, menahan marah, atau sekadar mendoakan—semua dicatat dengan teliti oleh Allah.

Jangan remehkan kebaikan sekecil apa pun. Karena di sisi Allah, setiap amal yang ikhlas adalah investasi abadi.”

Tidak ada amal yang sia-sia jika dilakukan dengan ikhlas. Bahkan langkah kecil menuju kebaikan pun bernilai besar di akhirat.Hidup kadang tidak membawa kita ke jalan lebar dan mulus. Tapi justru ke jalur sempit—seperti pematang sawah—yang mengajarkanmu makna fokus, sabar, dan syukur. Di situlah Allah mendidik hati kita.

Jalan hidup tak selalu lurus dan lebar, kadang ia seperti pematang sawah—sempit, namun penuh makna dan berkah.”

Tidak semua jalan dalam hidup ini akan terasa nyaman. Kadang kita harus melalui jalur sempit seperti pematang sawah—yang memaksa kita untuk melambat, menjaga fokus, dan berserah. Tapi justru di situlah Allah mendidik hati kita. Bukan untuk melemahkan, tapi untuk menguatkan.

“Jalan hidup tak selalu lurus dan lebar. Kadang ia seperti pematang sawah—sempit, namun penuh makna dan berkah.”

Mari kita jalani hidup ini dengan seimbang, sabar, sederhana, dan penuh makna. Karena setiap langkah yang kita ambil, sekecil apa pun, bisa menjadi jalan menuju ridha-Nya.

Koto Lalang, 9 Juni 2025

Yuhefizar
https://www.facebook.com/yuhefizar

IAII Sumatera Barat


Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) adalah organisasi profesi yang bertujuan meningkatkan kualitas teknologi informasi di Indonesia, melindungi masyarakat dari praktek buruk layanan ahli informatika, meningkatkan kemakmuran, martabat, kehormatan, dan peran ahli informatika Indonesia dalam rangka mencapai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Profil IAII