Velodrome Rimbo Data Menjerit Sunyi: Di Mana Kepedulian Pemerintah?

Velodrome Rimbo Data: Warisan Prestasi yang Terlupakan
Oleh: Yuhefizar

PADANG — Di tengah sejuknya kawasan Rimbo Data, berdiri sebuah fasilitas olahraga yang dulunya menjadi kebanggaan Sumatera Barat: Velodrome Rimbo Data. Dibangun megah dan diresmikan oleh Gubernur Drs. H. Hasan Basri Durin pada 4 November 1990, velodrome ini, infonya adalah bukti nyata penghargaan pemerintah terhadap prestasi atlet balap sepeda asal Sumbar, Ibu Nurhayati, yang mengharumkan nama daerah di tingkat nasional waktu itu.

Namun, pemandangan memilukan menyambut siapa saja yang kini berkunjung ke lokasi tersebut. Rumput liar merambat di tengah-tengah veledrome, becek jika hujan, lapisan lumut menutupi jalur pacu sepeda, dan bangunan pendukung tampak kusam dan tidak terawat. Fasilitas yang dulunya menjadi tempat seleksi atlet PPLP dan arena Porprov, kini seperti tak tersentuh oleh perhatian pemerintah.

Kunjungan saya pada akhir pekan lalu untuk berolahraga di sana justru meninggalkan rasa kecewa. Tak tampak jejak event atau pelatihan. Tak ada aktivitas atlet, hanya sunyi dan diam yang berbicara. Sayang sekali, aset luar biasa ini seakan dilupakan, padahal sangat potensial menggerakkan kembali denyut olahraga sepeda di Ranah Minang.

Velodrome bukanlah fasilitas biasa. Tidak semua kota atau provinsi memilikinya. Ini adalah infrastruktur strategis untuk mencetak bibit unggul atlet balap sepeda, menggelar event olahraga, dan bahkan menjadi magnet ekonomi baru bagi warga sekitar. Bila dikelola dengan baik, velodrome ini bisa menjadi sentra kegiatan komunitas, pusat pelatihan nasional, bahkan destinasi wisata olahraga.

Terakhir kali, infonya fasilitas ini direnovasi adalah pada tahun 2016. Namun tanpa pemeliharaan rutin dan perencanaan jangka panjang, perbaikan tersebut menjadi sia-sia. Sejak itu, praktis tidak ada lagi event berskala besar yang digelar. Tak heran bila masyarakat mulai lupa bahwa Padang pernah punya lintasan sepeda sekelas ini.

Sudah saatnya Pemerintah Kota Padang atau Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berkolaborasi atau pihak-pihak yang bertanggungjawab (ISSI Sumbar) dalam mengelola veledrome ini untuk membuka mata terhadap aset yang luar biasa ini. Jangan biarkan warisan prestasi menjadi bangunan tua yang sunyi dan ditinggalkan sejarah.

Untuk mengembalikan kejayaan Velodrome Rimbo Data, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis dan inovatif. Pertama-tama, pemerintah daerah dapat mulai dengan menggelar event balap sepeda secara berkala, mulai dari level pelajar, komunitas, hingga turnamen regional. Event ini bukan hanya akan menghidupkan kembali suasana kompetitif, tapi juga menarik minat masyarakat untuk datang dan berpartisipasi, baik sebagai atlet maupun penonton.

Selain itu, komunitas sepeda lokal perlu dilibatkan aktif sebagai mitra dalam pengelolaan velodrome. Mereka bisa menjadi penggerak kegiatan harian seperti pelatihan, edukasi keselamatan bersepeda, hingga perawatan lingkungan sekitar velodrome. Dengan pendekatan kolaboratif, pengelolaan fasilitas tidak sepenuhnya bergantung pada pemerintah. Juga sekaligus menjadi wadah kreatifitas pemuda daripada saat ini munculnya banyak tawuran-tawuran, tentu dengan banyak aktifitas positif kepemudaan, salah satunya dengan memanfaatkan veledrome ini.

Gagasan lain yang potensial adalah pendirian sekolah sepeda untuk anak-anak dan remaja, kolaborasi dengan kampus yang memiliki Jurusan Olah Raga. Fasilitas ini dapat menjadi sarana awal pembinaan atlet balap sepeda Sumatera Barat sekaligus memperkenalkan gaya hidup sehat sejak dini. Tak hanya itu, pemerintah juga bisa menjadikan Velodrome Rimbo Data sebagai destinasi wisata edukatif, dengan mendirikan galeri sejarah olahraga dan prestasi atlet Sumbar di lokasi tersebut.

Untuk menggerakkan ekonomi lokal, area di sekitar velodrome bisa dimanfaatkan sebagai zona UMKM yang menjual makanan, minuman, perlengkapan sepeda, hingga cenderamata. Ketika kegiatan rutin kembali aktif, perputaran ekonomi akan meningkat dan membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar, apalagi veledrome ini berdiri disebelah kantor Lurah Bandar Buat serta Kantor Camat Lubuk Kilangan, Kota Padang.

Terakhir, penting bagi pemerintah untuk mengadopsi pendekatan digital, seperti mempromosikan kegiatan dan fasilitas velodrome melalui media sosial resmi dan kanal daring lainnya. Live streaming kegiatan, publikasi jadwal event, hingga dokumentasi aktivitas komunitas bisa menjadi daya tarik baru dan memperluas jangkauan promosi hingga ke luar daerah.

Dengan langkah-langkah tersebut, Velodrome Rimbo Data tak hanya bisa bangkit dari keterpurukan, tetapi juga bertransformasi menjadi simbol kebangkitan olahraga, kebersamaan komunitas, dan penggerak ekonomi kreatif di Sumatera Barat.

Velodrome Rimbo Data adalah warisan, bukan sekadar bangunan. Ia adalah simbol kebanggaan, bukti perjuangan, dan ladang harapan. Jangan biarkan ia menjadi bangkai kemegahan yang hanya tinggal nama. Kita punya sejarah — mari jaga dan hidupkan kembali masa depannya.

NB. catatan saat olah raga ringan di veledrome untuk renungan bersama.

IAII Sumatera Barat


Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) adalah organisasi profesi yang bertujuan meningkatkan kualitas teknologi informasi di Indonesia, melindungi masyarakat dari praktek buruk layanan ahli informatika, meningkatkan kemakmuran, martabat, kehormatan, dan peran ahli informatika Indonesia dalam rangka mencapai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Profil IAII