
Padang – Dampak banjir besar yang melanda Koto Lalang pada 8 Maret 2024 masih menyisakan banyak permasalahan bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah rusaknya jalan utama menuju SDN 022 akibat longsor, lebih kurang 20m, seluruh badan jalan terbawa longsor, sehingga kini siswa dan guru harus melewati jalan setapak yang dibuat oleh warga sekitar melewati kebut milik masyarakat. Selain itu, sekolah yang berada di depan tebing dekat sungai berisiko terkena bencana jika hujan lebat dan banjir seperti tahun lalu kembali terjadi.
Lurah Koto Lalang telah berusaha menyampaikan harapan besarnya kepada pemerintah untuk segera turun tangan dalam menangani permasalahan ini. “Kami telah menyaksikan bagaimana masyarakat di sekitar lokasi ini hidup dalam kekhawatiran setiap kali hujan turun. Infrastruktur yang ada saat ini belum cukup kuat untuk menahan kemungkinan bencana di masa mendatang. Kami berharap Pemko Padang, BWSS dan pemerintah provinsi dapat segera mengalokasikan anggaran untuk solusi yang lebih permanen,” ujarnya.

Ketua LPM Koto Lalang menambahkan, “Kami menginginkan adanya penanganan yang komprehensif, tidak hanya jangka pendek, tetapi juga solusi yang dapat mencegah bencana di tahun-tahun mendatang. Jangan sampai kita hanya menunggu hingga terjadi korban jiwa baru bertindak.”
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, menyampaikan harapannya kepada pemerintah. “Jika hujan deras kembali turun seperti tahun lalu, kami khawatir akan ada lebih banyak korban. Kami sangat mengharapkan perhatian dan bantuan secepatnya dari Pemko Padang, BWSS, maupun Pemprov Sumbar untuk mencarikan solusi agar masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tidak lagi was-was setiap kali hujan turun,” ujarnya.
Hal tersebut diamini oleh Adisal, selaku RT di wilayah tersebut, yang turut prihatin dengan kondisi lingkungannya. “Kami berharap ada tindakan nyata yang segera dilakukan demi keselamatan warga dan anak-anak yang harus tetap bersekolah di lingkungan yang lebih aman,” katanya.

Saat banjir tahun lalu, lokasi ini telah dikunjungi oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi, Wali Kota Padang Hendri Septa, serta perwakilan dari Balai Wilayah Sungai Sumatera 6. Mereka telah berjanji mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Tahun lalu, bendungan telah dibangun untuk mengalihkan aliran air, tetapi kini kondisinya kembali memprihatinkan akibat arus air yang tak terprediksi. Solusi ini perlu ditinjau ulang agar lebih efektif dalam mencegah banjir di masa mendatang.
Lebih mengkhawatirkan lagi, sungai yang berada di sekitar lokasi semakin meluap dan melabrak sisi-sisi tebing akibat derasnya debit air. Masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai kini hidup dalam ketakutan setiap kali hujan turun. Aroma tanah basah bercampur dengan suara gemuruh air yang semakin membesar mengingatkan mereka akan tragedi setahun lalu. Suasana di lokasi bencana masih menyisakan kepiluan—reruntuhan rumah yang tersisa, jalan yang terputus, dan ketidakpastian akan masa depan.

Masyarakat sangat membutuhkan perhatian segera dari pemerintah. Mereka tidak bisa lagi menunggu hingga bencana kembali terjadi. Warga berharap adanya langkah konkret dan cepat dari pemerintah untuk membangun infrastruktur yang lebih kuat dan memberikan jaminan keselamatan bagi mereka yang hidup di daerah rawan bencana ini.
This situation in Koto Lalang really highlights the importance of resilient infrastructure, especially in flood-prone areas. It’s clear that the community needs more than just temporary fixes, but long-term solutions to ensure safety for both the students and residents. Hopefully, the government can take swift action before another disaster strikes.