
Selasa, 4 Maret 2025 – Malam kelima Ramadan ini terasa begitu istimewa bagi saya dan keluarga karena selain menjadi momen kebersamaan dalam ibadah, malam ini juga menjadi pengingat betapa cepatnya Ramadan berlalu. Setiap rakaat yang kami jalankan terasa lebih bermakna, terlebih dengan tausiyah yang mengingatkan tentang keutamaan sedekah di bulan suci ini. Meskipun gerimis halus menyelimuti Kota Padang, semangat kami untuk menunaikan salat tarawih di Masjid Thariqatul Jannah, Kelurahan Koto Lalang, Kecamatan Lubuk Kilangan, tetap membara.
Masjid Tharuqatul Jannah memiliki sejarah panjang dalam melayani umat Islam di Kelurahan Koto Lalang. Dibangun dengan semangat gotong royong masyarakat sekitar, Masjid Thariqatul Jannah telah menjadi pusat ibadah dan kegiatan keagamaan sejak bertahun-tahun lalu. Pembangunan masjid ini diresmikan pada 6 Mei 2009 oleh Walikota Padang saat itu, Drs. H. Fauzi Bahar, M.Si, dengan dukungan CSR dari PT Semen Padang melalui Kerapan Adat Nagari (KAN) Lubuk Kilangan serta swadaya masyarakat. Penggunaan masjid ini diresmikan pada 6 Juli 2010 oleh Camat Lubuk Kilangan, Bapak Mursalim, M.Si. Dari waktu ke waktu, masjid ini terus berkembang, baik dari segi fasilitas maupun jumlah jamaah yang datang untuk beribadah dan mencari ilmu agama. Keberadaannya menjadi simbol kebersamaan dan keimanan bagi warga setempat, menjadikannya tempat kami mendekatkan diri kepada Allah dalam kehangatan kebersamaan jemaah.
Setibanya di masjid, suasana Ramadan begitu terasa. Jamaah dari berbagai usia telah memenuhi saf-saf yang tersedia, menunjukkan antusiasme tinggi dalam meraih keberkahan bulan suci. Salat tarawih di masjid ini dilaksanakan sebanyak 11 rakaat, terdiri dari delapan rakaat tarawih yang dilakukan dengan pola 2-2-2-2 dan tiga rakaat witir dengan pola 2:1. Bacaan imam yang merdu semakin menambah kekhusyukan dalam menjalankan qiyamul lail malam ini.
Suasana di dalam masjid terasa nyaman dan tenang, memberikan kesempatan bagi para jamaah untuk beribadah dengan penuh kekhusyukan. Tata letak ruangan yang rapi, pencahayaan yang cukup, serta sirkulasi udara yang baik membuat atmosfer ibadah semakin mendukung. Ditambah lagi dengan sikap jamaah yang tertib dan penuh penghormatan terhadap ibadah, menjadikan Masjid Thariqatul Jannah tempat yang nyaman untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di bulan suci ini.
Setelah sholat Isya berjamah, momen yang paling ditunggu adalah tausiyah singkat yang disampaikan oleh ustaz. Malam ini, tema yang diangkat adalah keutamaan sedekah di bulan Ramadan. Sang ustaz mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
““Dari Anas RA, sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadhan.’” (HR At-Tirmidzi).”
Hadits ini menunjukkan bahwa Ramadan adalah waktu yang sangat istimewa untuk bersedekah. Rasulullah SAW sendiri adalah contoh terbaik dalam hal ini. Dalam riwayat Ibnu Abbas RA, dikatakan bahwa: “Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan ketika Jibril menemuinya. Jibril menemuinya setiap malam di bulan Ramadan untuk mengajarkan Al-Qur’an, dan Rasulullah SAW lebih murah hati dalam berbuat kebaikan dibandingkan angin yang berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadits ini, kita bisa memahami bahwa bersedekah di bulan Ramadan bukan hanya soal memberi materi, tetapi juga mencerminkan bagaimana kita meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam berbagi dan membantu sesama.
Pesan ini semakin diperkuat dengan firman Allah dalam Al-Qur’an, surat Al-Munafiqun ayat 10:
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), ‘Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.’”
Ayat ini menjadi peringatan keras bagi setiap manusia agar tidak menunda-nunda kebaikan, khususnya dalam bersedekah. Dalam tafsir ayat ini, para ulama menjelaskan bahwa seseorang yang berada di ambang kematian akan sangat menyesal karena menyadari bahwa sedekah adalah salah satu amalan yang paling besar manfaatnya. Sedekah bukan hanya menolong orang lain, tetapi juga menjadi penolong utama bagi diri kita sendiri di akhirat kelak.
Di Masjid Thariqatul Jannah, kepedulian terhadap sesama sangat terlihat. Sebagian jamaah tampak memasukkan sejumlah uang ke dalam kotak amal yang disediakan di sudut masjid. Masjid ini juga pernah menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), yang menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembinaan dan pengembangan baca tulis Al-Qur’an di masyarakat.
Qiyamul lail malam ini tidak hanya memberi ketenangan batin, tetapi juga menyadarkan kami betapa pentingnya berbagi dan menanam kebaikan. Ramadan adalah momentum terbaik untuk menguatkan iman, memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Dan di Masjid Thariqatul Jannah, kami menemukan semangat itu mengalir begitu deras.
Gerimis yang menyertai perjalanan pulang tidak lagi terasa dingin. Sebaliknya, ada kehangatan yang meresap di hati, mengiringi langkah-langkah kami menuju rumah. Kebersamaan dalam ibadah, lantunan ayat suci yang menggema di masjid, serta hikmah tentang pentingnya berbagi yang kami peroleh malam ini, semuanya menjadi bekal berharga dalam menjalani sisa Ramadan. Semoga keberkahan ini terus menyertai, menguatkan niat dan langkah kami dalam menggapai ridha-Nya. Hati kami hangat oleh kebersamaan, ibadah, dan hikmah yang kami peroleh malam ini. Ramadan, dengan segala keberkahannya, terus mengajarkan kami untuk menjadi insan yang lebih baik.
Bagi Anda yang ingin merasakan ketenangan dan kekhusyukan dalam beribadah di bulan Ramadan, Masjid Thariqatul Jannah adalah tempat yang tepat. Suasananya yang nyaman, imam dengan bacaan yang merdu, serta jamaah yang tertib akan semakin menambah kekhusyukan dalam beribadah. Jangan ragu untuk mengunjungi dan merasakan sendiri kehangatan spiritual yang ditawarkan masjid ini. Semoga kita semua selalu diberikan kesempatan untuk terus meningkatkan ibadah di bulan yang penuh berkah ini.
Masya Allah, sangat bermakna
Qiyamul Lail really does create such a unique, spiritual energy, especially during Ramadan. It’s amazing how one night of extra prayer can feel so rejuvenating for the soul.