![240676197_10224218689787618_7536511829802819427_n](https://ephi.web.id/wp-content/uploads/2021/09/240676197_10224218689787618_7536511829802819427_n-678x381.jpg)
#Cerita di Balik Jalan Pagi.
Rabu, 15 September 2021, seperti biasanya, jika kondisi dipagi hari cukup fix dan hari cerah, kami (saya dan jagoan kecil) selalu menyempatkan diri berolah raga dilokasi sekitar tempat tinggal yang masih asri, 60% masih berupa lahan pertanian dan rata-rata penduduk masih bertani dan pekerja serabutan.
Pagi ini, cukup cerah, kami mulai jalan santai, namun sekali-kali kami jalan tidak menyusuri jalan raya, namun lebih memilih jalan-jalan melewati belakang rumah warga, melewati pematang sawah, kebun warga, rel bahkan sekali-kali melewati sungai yang melewati daerah kami KOTOLALANG.
Setelah cukup berkeringat dan menikmati perjalanan, kami selalu mencari tempat sarapan di warung warga sambil diskusi-diskusi tentang kondisi saat ini. Sewaktu diskusi, tiba-tiba ada sosok ibu2 dengan membawa anaknya yg kira2 berumur 5 -6 tahun, “Bu, beli lontong 3 ribu” katanya, padahal harga sebungkus lontong/pical 6 ribu rupiah. Membuat saya terkejut dan bertanya2 ada apa dengan ibu ini. Ditangannya saya lihat sedang memegang beberapa uang logam.
Setelah dia pulang dgn beberapa bungkus lontong saya beliin dan mengucapkan terimakasih, lalu saya lanjutkan cerita2 dgn pemilik warung lontong, “beliau layak bahkan sangat layak untuk dibantu itu pak”, ujarnya. Sambil menceritakan kondisi ekonomi ibu tersebut, setiap hari dia pasti kesini beli lontong, berapapun uangnya, tetap saya ladeni, ujarnya lirih.
Akhirnya saya titip sedikit uang kepada ibu penjual lontong, jika sang ibu datang lagi keesokan untuk beli lontong lagi, uang sdh ada. Sebelum pulang saya sempatkan minta alamat sang ibu, mudah2an ada waktu untuk silaturahmi dgn keluarga sang ibu, Insya Allah.
![](http://ephi.web.id/wp-content/uploads/2016/10/yuhefizar.png)