
Padang – Pagi itu, 8 Maret 2024, langit Kota Padang mendung pekat. Hujan turun deras sejak dini hari, membasahi setiap sudut kota tanpa henti. Derasnya aliran air yang mengguyur tanah selama berjam-jam membuat sungai-sungai meluap, dan permukiman yang berada di daerah rawan bencana pun mulai terancam. Salah satu yang paling terdampak adalah rumah Ibu Bainar di Koto Duku, Koto Lalang, yang berdiri di tepi tebing.
Ketika hujan semakin lebat, tanah di sekitar rumahnya mulai terkikis. Beberapa warga sekitar yang menyadari tanda-tanda bahaya berusaha memberi peringatan. Namun, dalam hitungan menit, tebing yang rapuh itu runtuh. Longsor terjadi begitu cepat, menyeret bagian belakang rumah Ibu Bainar hingga ambruk. Beruntung, saat kejadian, beliau berhasil dievakuasi bersama anaknya, Mak Yang. Namun, rumah yang telah menjadi tempat bernaung selama puluhan tahun kini tak lagi layak huni.

Dengan kondisi ekonomi yang terbatas, Ibu Bainar dan Mak Yang terpaksa mengungsi dan menyewa rumah kontrakan sederhana di sekitar Koto Lalang. Hari-hari mereka lewati dengan penuh kesabaran, mengandalkan bantuan dari tetangga dan kerabat. Dalam usia yang telah mencapai 100 tahun, Ibu Bainar tetap tegar, meski pendengarannya mulai berkurang dan fisiknya tak sekuat dulu.
Mengetahui kondisi yang dialami Ibu Bainar, Forum Nagari Kelurahan Koto Lalang bergerak cepat. Dengan dukungan berbagai pihak, program bedah rumah pun dilaksanakan. Material mulai didatangkan, dan dalam beberapa bulan, rumah baru mulai berdiri di atas lahan yang lebih aman. Proses pembangunan berjalan dengan penuh semangat, mengingat rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol harapan bagi seorang ibu yang telah melewati satu abad kehidupan.
Kini, rumah baru itu telah berdiri kokoh. Dalam minggu depan, rumah tersebut akan diserahterimakan kepada Ibu Bainar, memberikan tempat tinggal yang layak bagi hari-hari tuanya. Mak Yang, sang anak, tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya. Dengan mata berkaca-kaca, ia mengungkapkan betapa besar arti bantuan ini bagi keluarganya.

“Kami tidak pernah menyangka masih bisa punya rumah sendiri lagi. Terima kasih kepada semua yang telah membantu, semoga Allah membalas kebaikan ini,” ujarnya haru. “Terutama kepada Forum Nagari Koto Lalang yang tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga kepedulian yang luar biasa bagi kami.”

Pada hari Sabtu, 8 Maret 2025, tepat satu tahun setelah kejadian musibah banjir tersebut, Pengurus Forum Nagari bersilaturahmi ke rumah kontrakan Ibu Bainar untuk melihat kondisinya saat ini sekaligus memberikan bantuan serta semangat. Meski telah mencapai usia 100 tahun, Ibu Bainar masih mampu menunaikan ibadah sholat dan berpuasa. Semoga Ibu Bainar dan Mak Yang selalu sehat dan dimudahkan rezekinya. Aamiin YRA.
Lurah Koto Lalang dan Ketua LPM Koto Lalang turut menyampaikan apresiasi mereka atas bantuan yang diberikan oleh CSR PT Semen Padang melalui Forum Nagari Koto Lalang. “Bantuan ini adalah bukti nyata bahwa sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak yang luar biasa. Kami sangat berterima kasih kepada PT Semen Padang yang telah turut andil dalam memberikan solusi bagi warga kami yang membutuhkan,” ujar Lurah Koto Lalang.

Masyarakat Koto Lalang juga mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaan mereka terhadap peran Forum Nagari dalam membantu warga kurang mampu. “Forum Nagari telah menjadi wadah yang sangat bermanfaat bagi kami. Semoga ke depannya, forum ini terus berkembang dan mampu memberikan lebih banyak solusi bagi masyarakat yang membutuhkan,” kata salah satu warga setempat.
It’s so heartbreaking to read about the devastation Ibu Bainar experienced. It’s also encouraging to know that the community came together to help. I really hope she receives the support she needs to rebuild, both in terms of her home and her peace of mind.