
Malam itu, 11 Mei 2024, Gunung Marapi yang selama ini dikenal sebagai “gunung kembar” bagi masyarakat Tanah Datar, tiba-tiba menunjukkan amarahnya. Galodo—hujan deras disertai longsoran lumpur dan material vulkanik—mengamuk dari kaki gunung, menyapu bersih apa saja yang dilewatinya. Nagari Sungai Jambu, yang berada tepat di bawah bayang-bayang gunung, menjadi salah satu daerah terparah terdampak. Rumah-rumah hancur, sawah-sawah tertimbun lumpur, dan keluarga-keluarga kehilangan tempat tinggal dalam sekejap. Tak hanya itu, Nagari Parambahan dan Nagari Limo Kaum juga tak luput dari amukan alam. Setahun telah berlalu, namun luka mendalam akibat galodo masih membekas di hati para korban.
Namun, waktu berlalu, dan harapan kembali terbit di tengah keterpurukan. Pada hari Minggu, 23 Februari 2025, tim Pedagang Pasar Bandar Buat melaksanakan Program Berbagi dengan Sesama. Walau setahun telah berlalu sejak bencana terjadi, semangat untuk peduli dan berbagi tak pernah pudar. Dari pasar di kota Padang, tim yang penuh semangat berkumpul di Pasar Bandar Buat sejak pukul 07.00 WIB untuk menempuh perjalanan sejauh 110 km menuju Kabupaten Tanah Datar.
Perjalanan Menuju Kaki Gunung Marapi
Pukul 7.00 WIB, udara pagi masih dingin ketika tim berkumpul di Pasar Bandar Buat. Semua anggota tim tampak antusias meskipun perjalanan panjang menanti. Tim berkumpul dengan kendaraan pribadi yang telah dilengkapi dengan sembako sebagai bantuan untuk kegiatan ini. Di balik senyum mereka, ada tekad kuat untuk membantu saudara-saudara mereka yang sedang berjuang melawan kesulitan.
“Kami sadar bahwa bencana ini sudah terjadi setahun lalu, tapi kami percaya bahwa kepedulian tidak mengenal batas waktu,” ujar Pak Dasli, koordinator tim yang diamini oleh seluruh tim. saat ditanya tentang motivasi mereka. “Bantuan ini adalah bentuk rasa syukur kami atas rezeki yang diberikan Allah SWT. Kami ingin berbagi kepada sesama sebagai wujud ibadah.” ujar Hengki.
Perjalanan menuju Tanah Datar memakan waktu lebih dari tiga jam, karena melewati daerah Sitinjau Lauik yang terkenal dengan jalannya yang curam, lalu melewati keindahan danau singkarak. Sepanjang jalan, pemandangan alam Sumatera Barat yang indah terlihat kontras dengan kondisi di kaki Gunung Marapi. Saat sampai di Nagari Limo Kaum, gerimis mulai turun. Namun, cuaca yang kurang bersahabat sama sekali tidak menyurutkan semangat tim. Mereka langsung bergerak menuju titik pertemuan dengan warga.
Hujan Gerimis, Tapi Hati Tetap Hangat
Target pertama adalah Nagari Limo Kaum, di mana galodo meninggalkan jejak kehancuran yang besar. Meskipun hujan gerimis menemani langkah mereka, tim tetap bersemangat untuk berbagi. Sembako yang dikumpulkan dari para donatur pedagang pasar siap diserahkan kepada para korban yang masih berjuang bangkit dari kehancuran.
Salah seorang warga, Ibu Nel (65), menceritakan bagaimana rumahnya hancur tersapu galodo. “Saat itu, kami hanya bisa menyelamatkan diri. Barang-barang tidak sempat dibawa. keluarga kami hilang terbawa galodo sampai sekarang tidak ditemukan,” katanya sambil menahan air mata. Beliau juga menceritakan pasca kejadian tersebut dan sempat terbawa galodo, kondisi kesehatannya tidak benar-benar pulih dan bahkan salah seorang keluarga mengalami stroke hingga saat ini. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kehadirannya untuk melihat kami disini, ujarnya.
“Terima kasih banyak kepada pedagang Pasar Bandar Buat. Ini sangat membantu kami untuk bertahan hidup. Semoga Allah membalas kebaikan semua,” ucapnya dengan nada penuh haru.
Setelah dari nagari Limo Kaum, tim melanjutkan perjalanan ke Nagari Sungai Jambu, yang berada di kaki Gunung Marapi. Di tempat ini, cerita tentang keluarga yang rumahnya hanyut oleh galodo membuat hati para relawan semakin tergerak. Bertemu langsung dengan korban yang rumahnya hanyut, saat ini tinggal bersama saudara dan bekerja serabutan menjadi penopang ekonomi mereka.
Salah seorang mengungkapkan bahwa bantuan ini memberinya semangat baru untuk bangkit. “Setelah kejadian itu, saya sempat putus asa. Tapi melihat ada orang-orang yang peduli seperti ini, saya merasa harus lebih kuat lagi demi keluarga,” katanya
Selanjutnya tim bergerak ke Nagari Parambahan menjadi tujuan terakhir. Arahan dari Wali Nagari setempat membantu tim mencapai keluarga-keluarga yang membutuhkan bantuan. Senyum dan ucapan terima kasih dari para penerima menjadi bukti nyata bahwa kepedulian dari tim Pedagang Pasar Bandar Buat memberi manfaat besar. “Kami sangat terbantu dengan adanya bantuan ini. Terima kasih banyak,” ujar salah satu penerima bantuan yang rumahnya hancur terbawa galodo.
Wali Nagari menyampaikan apresiasi mendalam kepada tim atas kepeduliannya. “Kami sangat bersyukur ada orang-orang baik yang datang jauh dari Padang. Bantuan ini tidak hanya membantu secara materi, tapi juga memberikan semangat bagi warga kami untuk bangkit,” ujarnya
Dalam setiap langkah, tim merasakan kehangatan dan kebersamaan sebagai umat beragama. Berbagi dengan sesama menjadi wujud nyata dari kepedulian dan kasih sayang yang terus mengalir. “Harapan kami, semoga bantuan ini bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena bencana. Semoga semangat kepedulian ini terus terjaga,” ujar Yuhefizar, salah seorang anggota tim yang hadir di lokasi.
Manfaat Berbagi sebagai Umat Beragama
Bagi tim Pedagang Pasar Bandar Buat, program Berbagi dengan Sesama bukan sekadar aksi sosial, melainkan implementasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. “Dalam Islam, berbagi kepada sesama adalah ibadah yang sangat mulia. Apalagi jika dilakukan dengan niat ikhlas tanpa mengharapkan imbalan,” kata Pak Alfianto, salah seorang anggota tim. “Kami berharap apa yang kami lakukan hari ini bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk lebih peduli terhadap sesama.”
Bantuan yang diberikan memang tidak besar nilainya, namun dampaknya sangat besar bagi para penerima. Selain memenuhi kebutuhan dasar, bantuan ini juga menguatkan mental dan semangat para korban untuk terus berjuang melawan kesulitan.
Harapan untuk Masa Depan
Sebelum meninggalkan lokasi, warga berdoa “Semoga perjalanan kembali ke Padang lancar dan selamat sampai tujuan,” ucap salah seorang warga saat melepas keberangkatan tim.
Salah seorang pengurus Masjid Ubudiyah, Parambahan menyampaikan harapannya. “Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut. Tidak hanya untuk korban bencana, tapi juga untuk siapa saja yang membutuhkan. Semoga ke depannya semakin banyak orang yang tergerak untuk berbagi.”
Penutup
Di bawah gerimis yang lembut, tim Pedagang Pasar Bandar Buat meninggalkan Tanah Datar dengan hati yang penuh kebahagiaan. Mereka telah berhasil membawa senyum bagi para korban galodo. Meski jarak memisahkan, rasa persaudaraan dan kepedulian terus mengalir seperti sungai yang tak pernah kering. Bagi para korban, bantuan ini adalah bukti bahwa mereka tidak sendirian. Dan bagi tim, ini adalah pengingat bahwa berbagi adalah cara terbaik untuk menjalani hidup. [YH]