Eksotisme Jembatan SITI NURBAYA di Kawasan Kota Tua Padang

Klik Pada Gambar untuk Memperbesar

Jika ke Kota Padang, rasanya tidak afdol jika tidak berkunjung ke Jembatan Siti Nurbaya yang berada dikawasan kota tua, atau biasa disebut muaro. Mendengar nama Siti Nurbaya, ingatan kita langsung teringat dengan Datuak Maringgih. Sebuah cerita karya pujangga Marah Rusli yang sangat terkenal “Kasih Tak Sampai” . Kisahnya yang melegenda di ranah minang sebagian orang menyangka bahwa itu adalah kisah nyata. Cerita Kasih Tak Sampai sendiri mengambil latar di Kota Tua Padang.

Diceritakan bahwa Siti Nurbaya adalah anak seorang saudagar. Lantaran bisnis ayahnya runtuh dan bangkrut, ayahnya berhutang pada Datuk Maringgih yang terkenal licik. Namun apalah daya bagi sang ayah, Beliau tak mampu membayar hutang tersebut. Datuk Maringgih pun menawarkan opsi pelunasan. Yaitu dengan menikahi Sang Anak Siti Nurbaya yang terkenal cantik.

Padahal Siti telah dijodohkan oleh Syamsul Bahri sejak mereka masih kecil. Namun karena utang terhadap Datuak Maringgih, akhirnya Sulaiman merelakan anak gadisnya untuk dinikahkan pria berusia senja tersebut.

Meskipun begitu, ia tetap menjalin hubungan secara diam-diam dengan Syamsul Bahri. Hingga suatu hari Datuk Maringgih mengetahui hubungan mereka berdua. Dia pun marah dan meracuni Siti Nurbaya sampai tewas. Belakangan Syamsul dan Datuak Maringgih bertemu di medan perang dan akhirnya keduanya meninggal dunia.

Itulah sepenggal cerita romeo dan juliet dari ranah minang yang menjadi ide pemberian nama jembatan ini, tidak jauh dari jembatan, menuju Gunung Padang, ditemukan juga kuburan Siti Nurbaya, sebagai bagian dari objek wisata di Kota Padang.

Jembatan Siti Nurbaya mulai dibangun tahun 1995 dan diresmikan tahun 2002, berada di atas sungai Batang Arau dengan panjang 156 meter. Jembatan ini menghubungkan Kota Tua ke kawasan Kelurahan Batang Arau, dan Taman Siti Nurbaya di Puncak Gunung Padang.

Dari atas jembatan, kita dapat menikmati pemandangan lepas suasana muaro dengan kapal-kapal yang sedang bersandar.

Letaknya yang sangat strategis menjadikannya persinggahan para wisatawan untuk menikmati pemandangan alam yang indah. Jika melihat ke barat maka akan nampak Samudera Hindia, apabila melihat ke timur maka nampaklah pegunungan bukit barisan. Maka, tak heran jika spot yang satu ini sering dijadikan bidikan kamera.

Pagi ini, Minggu, 19 September 2021 kami berkesempatan menikmati eksotisnya jembatan Siti Nurbaya walau sang surya masih malu-malu menyinarkan kehangatan dipagi ini, namun ternyata suasana seperti ini  memberikan nuansa tersendiri, sehingga pesona jembatan Siti Nurbaya terus menggoda.

Jika datang sore hari, dari atas jembatan, kita bisa melihat matahari terbenam, menikmati eksotis pemandangan ke kota tua Padang, hingga menikmati kuliner di malam hari,  ada banyak pedagang yang menjajakan jagung bakar, pisang bakar, bahkan sate Padang, dan berbagai jenis minuman khas ranah minang. Dibagian bawah jembatan, sekarang sudah ditata sangat rapi oleh pemko padang, menikmati sore dibawah jembatan siti nurbaya, sambil melihat aktifitas nelayan di kapal menjadi daya tarik sendiri di kawasan ini, bahkan kita dapat berfoto diatas kapal yang sedang menyandar. Sungguh pengalaman tersendiri.

Jembatan Siti Nurbaya berada dikawasan Kota Tua, sehingga mengunjungi jembatan siti nurbaya, kita juga akan dibawa kesuasana masa lalu, sejarah lahirnya kota berawal dari sini.

Cerita Kota Padang bermula di sekitar Pelabuahan Muaro yang berkembang kira-kira pada abad ke-14. Dari kota tua ini banyak pembelajaran mengenai sejarah dan melihat bukti kejayaan Kota Padang dimasa lampau. Masih banyak ditemui bangunan peninggalan zaman kolonial dikawasan ini. Semuanya terlihat di jalan Muaro, Batang Arau, Pasa Gadang (Pasar Hilir), Pasa Mudik, dan Pasa Tanah Kongsi hingga kawasan Pondok.

Disamping itu, kawasan Kota Tua ini dihuni masyarakat yang multietnik juga memiliki kisah tersendiri dari beragamnya kehidupan masyarakat yang berkumpul di dalamnya. Ada etnis India, Tiongkok, Nias, Melayu, Jawa dan Minangkabau tentunya. Sehingga harmonisasi masyarakat menjadi daya tarik khusus bagi yang tertarik dengan budaya.

Untuk mencapai spot wisata ini sangatlah mudah, karena akses jalan yang baik, lebih kurang 10 menitan dari pusat Kota Padang, sudah bisa menapaki jalan dikawasan wisata Kota Tua Padang ini.
Muaro Padang, 19 September 2021.

 

 

IAII Sumatera Barat


Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) adalah organisasi profesi yang bertujuan meningkatkan kualitas teknologi informasi di Indonesia, melindungi masyarakat dari praktek buruk layanan ahli informatika, meningkatkan kemakmuran, martabat, kehormatan, dan peran ahli informatika Indonesia dalam rangka mencapai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Profil IAII