Kangen LOMPONG SAGU dan PALAI BADA, penganan MINANG yang katanya mulai LANGKA.

Lompong Sagu

Jum’at, 10 Sep 2021, pulang kerja hari ini melewati jalur alternatif via  jalur Limau Manis, Koto Lua dan Kalumpang. Jika melalui jalur ini, saya selalu teringat dengan penganan khas minang yang disebut Lompong Sagu serta Palai Bada. Nenek yang menjual lompong sagu dan Palai Bada ini, biasanya jam 11 siang sudah mulai berjualan dan jika jam 15.00 ke atas, biasanya Lompong Sagunya sudah habis terjual.  Faktor keberuntungan, sore ini, sekitar jam 15.30 melewati tempat jualan sang nenek, Lompong Sagu masih tersedia dan beberapa palai badanya. Palai bada juga merupakan penganan khas minang. Kedua jenis penganan ini sudah mulai langka di beberapa tempat.

Tempat jualan sang Nenek

Lompong sagu dibuat dari tepung sagu yang diaduk bersama pisang kepok sehingga kenyal, dicampur santan, kelapa, dan gula saka/aren sehingga memiliki citarasa yang manis. Penganan ini dibuat dengan cara dipanggang diatas bara hingga memiliki aroma khas sisa pemanggangan, namun entah kenapa, cita rasa lompong sagu buatan sang nenek berbeda dibanding dengan yang lain. Dulu ada lagu yang terkenal dengan lompong sagu ini :

Lompong sagu, lompong sagu begula lawang
di tengah-tengah kelapa muda
sedang suka, sedang suka diambil orang
saya juga, saya juga yang kehilangan

silahkan nikmati lagu ini di youtube : https://www.youtube.com/watch?v=_E3ZO3QY7Lc

Paduan rasa manis dan sedikit gurih dengan tekstur yang kenyal menjadikan kue ini terasa begitu nikmat saat lidah kita merasakannya. Satu lompong sagu ini dihargai Rp. 2.000.

Begitu juga dengan PALAI BADA, penganan khas minang yang terbuat dari  ikan Bada/Maco/teri sebagai bahan utamanya. Istilah Palai hampir sama dengan Pepes.  Ikan bada dimasak bersama bumbu-bumbu yang dibungkus dalam daun pisang dan dimasak dengan cara dibakar agar menghasilkan rasa yang khas setelah proses memasak sebelumnya.

Lompong sagu dan palai bada sama-sama dibungkus dengan daun pisang dan dimasak dengan cara dibakar, sehingga setiap ada yang menjual Lompong sagu, biasanya juga menjual palai bada, seperti nenek tempat saya belanja lompong sagu.

Saking terkenalnya, palai bada pun muncul dalam lirik lagu:

Jikok jadi tuan ka pasa, tolong balikan si gulo saka. Jikok tuan salero patah cubo makan si palai bada. Urang Rao pai ka danau, ambiak rumpuik si bilang-bilang. Yo kok tuan indak picayo, bali sabungkuih baok pulang.

Yo palai bada lamak rasonyo, makan baduo.

Artinya “Jika tuan pergi ke pasar, tolong belikan si gula aren. Jika tuan selera patah, coba makan si palai bada. Orang Rao pergi ke danau, ambil rumput si bilang-bilang. Jika tuan tidak percaya, beli sebungkus bawalah pulang”.

Ya palai bada enak rasanya, makan berdua.

silahkan nikmati lagunya di youtube : https://www.youtube.com/watch?v=19EwdWW1WRA

satu palai bada harganya 5 ribu rupiah, cukup murah dan rasanya yang luar biasa tak sebanding dengan harga yang dijual sang Nenek.

Semoga nenek selalu sehat dan usahanya semakin sukses dan tanpa sadar beliau adalah penjaga warisan kuliner ranah minang kabau.

Yuhefizar a.k.a Ephi Lintau

 

 

IAII Sumatera Barat


Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) adalah organisasi profesi yang bertujuan meningkatkan kualitas teknologi informasi di Indonesia, melindungi masyarakat dari praktek buruk layanan ahli informatika, meningkatkan kemakmuran, martabat, kehormatan, dan peran ahli informatika Indonesia dalam rangka mencapai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Profil IAII